10 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Indonesia

Tradisi jelang Ramadan jadi salah satu hal yang sering dilakukan bagi seluruh umat Muslim di Indonesia dalam menyambut bulan suci. Ini menjadi salah satu cara suka cita dalam menyambut kemeriahan Ramadan tentunya.

Bagi penduduk di kota-kota besar, berangkat ziarah ke makam tentunya jadi salah satu tradisi yang wajib dilakukan jelang Ramadan. Ternyata, ada sejumlah tradisi unik jelang Ramadan yang dilakukan dari berbagai daerah di Indonesia.

Tentunya, tradisi unik jelang Ramadan ini sesuai dengan adat istiadat masing-masing daerah yang terus dilestarikan hingga saat ini. Apa saja? Yuk kita simak tradisi uniknya bareng TREVO!

Tradisi Unik Jelang Ramadan di Indonesia

Kuramasan di Jawa Barat

Tradisi Kuramasan di Kampung Adat Miduana (Instagram/kampungadatmiduana)

Pertama, ada tradisi Kuramasan yang biasa dilakukan oleh warga di Kampung Adat Miduana, Cianjur, Jawa Barat. Bisa dibilang, kampung ini masih berpegang teguh pada tradisi Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

Biasanya, tradisi jelang Ramadan ini dilakukan di Sungai Cipandak, Kabupaten Cianjur. Dalam tradisi ini, warga akan mandi di sungai sehari sebelum Ramadan dari pagi hingga waktu Dzuhur.

Nggak hanya mandi massal saja, warga juga membersihkan sampah di Sungai Cipandak secara gotong royong. Kemudian, diakhiri dengan kegiatan makan bersama atau dikenal sebagai mayor di tepi sungai.

Nyadran di Jawa Tengah

Ilustrasi Ziarah (Shutterstock)

Selanjutnya ada Nyadran, tradisi jelang Ramadan yang biasa dilakukan dengan berziarah atau mendatangi makam orang tua dan saudara yang sudah berpulang. Benar banget, bisa dibilang tradisi ini sangat wajib menjelang bulan Ramadan.

Pada saat melakukan tradisi Nyadran, orang-orang akan mendoakan mendiang orang tua dan saudara-saudaranya. Tak lupa membersihkan makam sembari menaburkan bunga.

Arwah Jamak di Demak

Ilustrasi Masjid Demak (Shutterstock)

Selanjutnya ada Arwah Jamak yang menjadi tradisi unik di Demak, tradisi jelang Ramadan ini sudah ada sejak masa Sunan Kalijaga, lho. Tradisi ini dilakukan dengan berziarah atau mendatangi makam sanak saudara yang sudah tiada.

Yap, kurang lebih sama dengan nyadran tetapi bedanya, tradisi Arwah Jamak akan kembali dilakukan pada saat sepuluh hari terakhir pada malam ganjil di bulan Ramadan. 

Kemudian, warga yang ingin arwah leluhurnya didoakan secara berjemaah, biasanya memberikan sedekah uang untuk tiap satu nama arwah. Uang yang terkumpul tersebut akan digunakan untuk menyantuni anak yatim piatu.

Padusan di Yogyakarta dan Jawa Tengah

Ilustrasi tradisi Padusan (Pixabay)

Padusan, tradisi menyucikan diri dengan cara berendam atau mandi di sumber air. Kata Padusan sendiri berangkat dari kata ‘adus’ yang punya arti mandi. Tradisi menyambut Ramadan ini mulai berkembang di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Tujuan dari tradisi ini untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, sehingga pada saat bulan Ramadan dapat menjalani ibadah dalam kondisi yang suci lahir dan batin. Biasanya tradisi ini dilakukan sehari sebelum memasuki bulan Ramadan.

Dandangan di Kudus

Ilustrasi Masjid Menara Kudus (Wikimedia)

Tradisi selanjutnya cukup populer di Kudus, Jawa Tengah, yaitu Dandangan yang dilakukan dengan memukul bedug Masjid Menara Kudus. Tradisi ini menjadi peninggalan Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu dan hingga saat ini terus berjalan.

Awal mula dari Dandangan dari kebiasaan para santri yang sering berkumpul di depan Masjid Menara Kudus menunggu penetapan dari awal puasa. Seiring berkembangnya waktu, momentum ini dimanfaatkan para pedagang, jadi cukup meriah!

Nggak cuma itu saja, tradisi Dandangan juga berkembang dan menawarkan hal-hal baru seperti menampilkan Kirab Dandangan yang berisi representasi budaya di Kudus, menarik!

Makan Telur Ikan di Kendal

Ilustrasi telur ikan pada makanan (Pixabay)

Salah satu tradisi unik yang hanya bisa ditemukan saat Ramadan, makan telur ikan mimi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu, Kendal. Yap, ini merupakan salah satu tradisi yang nggak bisa dilewatkan begitu saja, karena sangat menarik!

Dalam tradisi ini, telur ikan mimi biasanya banyak ditawarkan di alun-alun kota yang disulap menjadi pasar dadakan alias pasar kaget. Warga percaya kalau telur ikan mimi biasa dimakan oleh penyebar agama Islam ketika menyebar ajaran di Indonesia.

Megengan di Jawa Timur

Nasi Ambengan, salah satu hidangan yang ada di tradisi Megengan (Wikimedia)

Kemudian ada tradisi Megengan yang berasal dari Jawa Timur. Nama Megengan sendiri berasal dari kata megeng yang berarti menahan. Tradisi unik ini biasanya dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola.

Nantinya, setiap warga akan membawa makanan untuk dibagi. Tetapi, ada satu makanan yang selalu ada dan tak pernah tergantikan, kue apem. Nama apem sendiri berhasil dari bahasa Arab, afwan yang berarti maaf atau ampunan.

Malamang di Padang

Tradisi Malamang (Istimewa)

Bergeser sedikit ke Pulau Sumatera, di Padang ada Malamang, tradisi membuat penganan lemang yang biasa dilakukan oleh warga Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat.

Lemang sendiri adalah makanan khas Minang yang terbuat dari beras ketan. Biasanya, tradisi ini dilakukan dari sepekan hingga sehari sebelum bulan Ramadan. Menariknya, cara memasak Lemang dilakukan dengan memasukkan ke dalam bambu panjang yang dibakar dengan dilapisi daun pisang. Menarik banget!

Meugang di Aceh

Tradisi Meugang di Aceh (Pemko Banda Aceh)

Tradisi jelang Ramadan selanjutnya ada Meugang dari Aceh yang biasa dilakukan dengan membeli daging sapi lalu dimasak. Kemudian, daging sapi tersebut disantap bersama keluarga, tak jarang tetangga juga diundang.

Tradisi unik ini dipercaya oleh masyarakat Aceh sebagai salah satu cara untuk mensyukuri nafkah yang dicari dalam 11 bulan. Biasanya, tradisi ini dilakukan sehari sebelum memasuki bulan Ramadan. Oh iya, tradisi ini juga sudah dilakukan cukup lama, lho, yap sejak masa kerajaan Aceh.

Mohibadaa di Gorontalo

Ilustrasi penggunaan rempah sebagai masker (Istimewa)

Terakhir, tradisi jelang Ramadan yang cukup unik dari masyarakat Gorontalo, nih. Tradisi Mohibadaa yang memanfaatkan ramuan dari rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah.

Ramuan rempah-rempah yang digunakan terdiri dari tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Tujuan dari Mohibadaa untuk menjaga kondisi kulit, biasanya pas puasa, kulit bakal terasa kering ditambah dengan kondisi cuaca Gorontalo yang panas.

Paket rempah-rempah tradisional ini biasanya sudah dijual di pasar tradisional, jadinya masyarakat Gorontalo tak perlu repot-repot meracik lagi. Nggak cuma harum, kulit bakal terasa lebih kencang, sehat, tidak kering dan tentunya mengurangi kerutan!

Jalani Tradisi Jelang Ramadan bareng TREVO

Menjalani tradisi jelang Ramadan pasti nyaman karena TREVO selalu ada buat kamu. Apa pun pilihan mobilnya, pasti ada dan nyaman bareng keluarga. Semakin nyaman ada diskon spesial hingga 50% buat kamu yang baru pertama kali pakai TREVO! Tunggu apalagi? Yuk jalani tradisi sebelum Ramadan dengan nyaman bareng TREVO.

Apa pun kebutuhannya, apa pun kegiatannya #TREVOSelaluAda

Recommended Articles