TREVOMOTIF: Mobil Listrik vs Mobil Konvensional

Makin hari, makin banyak pemberitaan di media tentang rencana dan kegiatan yang mempromosikan masyarakat untuk beralih ke mobil listrik. Hal ini bukan saja terjadi di televisi – coba lihat jalan raya saat sedang bepergian. Mungkin kamu sudah bisa melihat 1 atau 2 mobil listrik dengan berbagai merk menjalani jalan yang sama denganmu. Jika kita berbicara tentang mobil listrik, secara umum ia sudah diberitakan secara positif. Tapi kita tidak dapat menyangkal juga pesan-pesan whatsapp dari ayah yang menyangkal kebaikan mobil listrik dan konspirasi Elon Musk dkk. Menguasai dunia. 

Lalu sebenarnya, bagaimana mobil listrik itu jika disandingkan dengan mobil konvensional? Mobil yang berbahan bakar diesel, bensin? Selamat datang di TREVOMOTIF edisi minggu ini: Mobil Listrik vs Mobil Konvensional. Mari kita lihat dan bongkar tuntas tentang mitos-mitos mobil listrik!

Perbedaan Mobil Listrik dan Mobil Konvensional 

Sumber Tenaga – diantara semua perbedaan yang ada, sumber tenaga-lah yang menjadi salah satu perbedaan utama dari mobil listrik dan konvensional. Satu memakai listrik dari baterai dan satu lagi memakai bahan bakar konvensional. 

Keberatan Kendaraan – Mobil konvensional membutuhkan komponen-komponen rumit agar ia bisa berjalan. Mulai dari kombusi, komponen reciprocating, motor DC, alternator, dan roda gila. Semua komponen ini dibutuhkan agar mobil konvensional bisa jalan, dan mempunyai fungsi dan benda sebanyak ini dalam mobil juga menjadikan kendaraan konvensional berat. Berbeda dengan mobil listrik, ia hanya membutuhkan gerakan motor induksi yang digerakkan dengan bantuan medan magnet dari stator. Lebih sedikit komponen, lebih ringan mobilnya. 

Lama pengisian ulang – Mobil konvensional hanya membutuhkan waktu dibawah 3 menit untuk mengisi ulang tangkinya. Mobil listrik? Kamu membutuhkan waktu lebih lama, dan terkadang waktu 1 hingga 3 jam akan terbuang untuk mengisi listrik di baterai mobil. 

Dampak Lingkungan – Mau mengambil data dari sumber apapun, semuanya akan mengatakan hal yang sama: mobil listrik sedikit memberikan dampak kerusakan alam dibandingkan mobil konvensional. Karena mobil listrik tidak membakar bahan bakar, maka emisi gas yang dihasilkan pun hampir tidak ada. 

Mitos Mobil Listrik 

Fakta atau dusta: Mobil Listrik perlahan akan mengambil alih dunia dengan sistem AI?
Mitos #1: Mobil Listrik Tidak Bisa Dibawa Jauh-jauh

Faktanya, orang-orang mungkin hanya akan memakai kendaraan untuk pulang-pergi kantor, sekolah, dan berbagai kegiatan lainnya yang dekat dengan tempat tinggal. Jika memang ingin cari mobil listrik yang bisa bepergian jauh, berikut ada daftar mobil-mobil yang mungkin akan menarik minatmu jika mereka sudah ada di pasar Indonesia: 

  1. Nissan Leaf (241 Km/isi ulang)
  2. Chevrolet Bolt (383 Km/isi ulang)
  3. Hyundai Kona (415 Km/isi ulang)
  4. Tesla Model 3 (539 Km/isi ulang)
  5. Tesla Roadster (998 Km/isi ulang)
Mitos #2: Mobil Listrik Lambat

Jelas akan tetap menjadi mitos sampai akhir hayat. Ingin buktinya? Lihat video dibawah ini!

Mitos #3: Mobil Listrik Mahal

Investasi awal mobil listrik memang lebih mahal dari mobil konvensional. Namun hal yang harus kamu pikirkan adalah jangka panjang, dan disinilah kemenangan mobil listrik. Apapun mobilnya, pasti makin lama akan menjadi liabilitas ketimbang menjadi untung. Biaya perawatan akan lebih mahal, dan dengan demand pasar yang mengikuti perkembangan teknologi; mau tidak mau pasti komponen-komponen mobil akan ketinggalan zaman. Karena itu, akan susah dicari. Dan karena itu, akan lebih mahal untuk mencari penggantinya. 

Banyak pemerintah di berbagai negara sudah menerapkan pajak yang ramah kantong bagi para pemilik mobil listrik dibandingkan dengan pajak mobil konvensional. Sejak bulan Oktober 2021, Tertulis dalam Pasal 36 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021, kendaraan bermotor yang menggunakan teknologi battery electric vehicles, atau fuel cell electric vehicles dikenakan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM) sebesar 15% dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 0%. 

Mitos #4: Baterai Mobil Listrik Cepat Rusak

Secara umum, perusahaan yang memproduksi mobil listrik akan menyertakan garansi umur minimal 8 tahun untuk ketahanan baterai. Dan jika sudah tidak efisien lagi, baterai bisa didaur ulang.

Mitos #5: Dunia Tidak Kuat Memenuhi Daya Mobil Listrik

Ada perdebatan kalau kekuatan listrik dunia saat ini belum kuat untuk memenuhi daya mobil listrik, jika semua beralih ke mobil listrik. Faktanya, Dunia semakin hari semakin mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan mengoptimalkan penggunaan listrik. Memiliki mobil listrik akan sama mahalnya dengan konsukuensi menyalakan AC seharian di kamar kost karena kelupaan. 

Mau mencoba sendiri mobil-mobil listrik? Buka aplikasi TREVO dan rasakan sendiri! 

Recommended Articles